Selesai mencuci, ( salah satu kegiatan hidup yang saya
benci ) saya segera mandi dan gosok gigi.
Hari ini terpaksa berdiam diri di rumah, karena celana
ikut tercuci semua. Perlu saya informasikan, bahwa celana jeans yang saya punya
kondisinya mengenaskan semua. Satu bolong di dengkul, satu bolong di bokong dan
satu lagi, saya lupa apa keluhanya tapi yang jelas, blue jeans warna item ini
bermasalah.
Kuhidupkan komputer dan berselancar di dunia maya.
Saya mengenalnya saat ia mengapply di akun face book
ku untuk jadi temenku.
“Siapa ya”gumamku penasaran.
Gambar profilnya tokoh kartun, terlihat dari jauh dan wajahnya
memakai topeng ( sangat tidak teridentifikasi). Ketika saya membuka icon photo-pada
kronologinya, baru saya melihat sosok aslinya.
Rambutnya pendek, senyumya menawan, imut dan berwajah
manis. ( iya, tentu saja dia cewek )
Kupandangi dan jadi bertanya.
“sepertinya pernah melihat”saya mengelus-elus dagu,
membayangkan siapa gerangan dirinya, bak seseorang detektif terkenal di
film-film.
Saat kusapa dirinya di kolom chat, dia membalas dan
obrolan pun semakin asyik.
“siapa ya”tanya saya dalam hati yang makin penasaran.
Hingga kemudian saat membeli minyak goreng di indomaret,
( jangan tanya alasanya, iya, sesekali saya memang minum minyak goreng di hari
jumat wage, PUAS ?! )
Seorang gadis penjaga kasir menyambut dengan senyum
nan bersahabat, ramah sekali.
Kulihat dia dan balas tersenyum. Meski pembeli adalah
raja, tetep harus ramah dong dengan mbak penjaganya.
Sampai kemudian saat saya mencari-cari minyak yang
bagus, yang berwarna biru, ada tulisan beli 1 dapet 5 dan berhadiah kulkas di
rak yang tersusun rapi ( siapa tahu tersedia ) tiba-tiba saya teringat dengan
teman di face book yang saya aplly kemarin.
Tak salah lagi. Mbak penjaga kasir itulah orangnya.
Saat kumelirik ke arahnya, dengan cekikikan rupanya ia
juga memperhatian aku.
Waaah, berbunga-bunga hatiku. Dan dia lebih cantik
dari poto di face booknya.
Mencari minyak makin tak tenang, kubalik dan kubalik
pilihan minyak yang ada sambil sesekali melirik ke arahnya.
Saat mata kami bertemu, ia tersenyum dan kami
sama-sama menunduk, malu, takut dan senang bercampur menjadi satu.
Menunggu hati yang berhenti berdebar-debar, setelah
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan setelah saya bisa menguasai diri, akhirnya
kumelangkah mendekat untuk proses pembayaran minyak yang sudah ada di tangan (
sambil tentu saja berharap dapat berkenalan denganya dan tentu saja minyak yang
kubawa ini berwarna kuning, tanpa embel-embel beli 1 dapet 5 dan tidak ada
hadiah kulkas di dalamnya)
Menyodorkan 1 bungkus minyak itu, saya berdiri dekat
dengannya dan tersenyum-senyum ke-GR-an saat menatap dua bola matanya yang
bening.
Tapi alangkah malu hatiku, saat kusadari bahwa senyum
dan tatapan matanya yang menunduk tersipu bukan karena ia terkesima saat
melihat diriku.
Alasan ia menatapku, karena oh karena……….celana hitam jeansku
terbuka tepat di bagian resletingnya, dan parahnya lagi…………aku lupa memakai
cel-dam ( maklum masih dijemur )
Nggak kebayang kan betapa malunya. Beruntung
si titit ini mau bekerja sama, ia meringkuk dengan ahlinya di lipatan kain celana
hingga keberadaanya tidak terdeteksi.
Bulu yang tebal, hitam dan berujung runcing juga
membantu si adik saat menyelipkan kepala plontos tak harumnya, hingga
keberadaanya benar-benar tak terlihat.
“terimakaish tit”ujarku sambil menunduk memuji
keahlian spionasenya.
Saya bergegas membayar, lalu menghilang secepat kilat
tak ingin bertambah malu.
Pesan Moril :
Untuk itulah face book diciptakan,
agar hal-hal memalukan yang mungkin dapat terjadi secara visual, dapat
dihindari. Dan titit, ia juga punya kemaluan kawan, lindungi ia dengan baik dan
benar.