Seorang pencuri yang tak lagi muda, usianya mungkin
hampir 50 tahun, berusaha merampas tas dari seorang ibu gemuk.
Kejadian itu terekam CCTV, dan saya lihat di sebuah
berita di televisi.
Tapi saat penjambret itu melakukan aksinya, ibu berlengan
penuh lemak itu, melemparkanya hingga penjambret kurus itu terpelanting
menjauh.
Ia tak menyerah. Penjambret itu bangkit berdiri dan
merengsek lagi, tapi dengan tenaga yang sudah renta, apa yang bisa ia lakukan.
Saat ibu itu berteriak dan warga kemudian
berdatangan. Tubuh lemah penjambret itu semakin nestapa karena dipukuli warga
yang geram.
Aksinya berakhir tak mulus. Ia berdarah, wajahnya
memar dan tubuhnya penuh dengan luka lecet.
Seorang warga menyumpahinya saat ia digelandang ke
kantor polisi.
“dasar manusia terburuk!!!”
Sungguh kasihan.
Tanya
kenapa?
Kita marah saat membaca berita di koran-koran
tentang pencurian. Kita geram, saat menyaksikan berita di TV tentang perampokan.
Tapi saat mengetahui bahwa pencuri renta itu terpaksa
mengambil yang bukan haknya karena butuh uang untuk berobat istrinya, pantaskah
hati ini tetap marah.
Ia bercerita, saat duduk di depan penyidik sambil
terisak, ia bukanlah penganggur. Hanya karena sang majikan, yang menunda-nunda pembayaran
upahnya, ia tidak bisa membeli obat untuk istrinya.
Ia memang bukan sarjana, tapi ia bukan orang yang
jahat.
***
Manusia
Terhebat
Pertanyaan mengenai siapa manusia terhebat di bumi
ini, selalu menjadi misteri sedari dulu.
Seorang raja, mengadakan seyembara untuk mengetahuinya.
Pendekar dari timur tengah maju, dengan ilmu
tingkat tingginya, ia bisa menghilangkan piramida dengan sekali gerak.
Wush !
Penonton bertepuk tangan. Inikah manusia terhebat
itu? Bukan. Karena ternyata masih ada yang lebih hebat.
Pendekar dari jepang maju, dengan sihir ilmu ninja tertingginya,
ia menghilangkan gunung fuji, dengan sekali rapal.
Cush !
Penonton bertepuk tangan. Inikah manusia terhebat
itu? Bukan. Karena masih ada seorang peserta lomba, yang hendak
mendemonstrasikan kehebatanya.
Seorang dukun dari Indonesia. Mengenakan pakaian
adat jawa dan blangkon, dengan
santainya, sambil tersenyum, ia mengibaskan tangan dan hilanglah setumpukan
kertas. Lenyap menjadi asap.
Bush !
Penonton tertawa. Hanya tumpukan kertas??? Ia jelas
bukan manusia terhebat.
Tapi dukun mengatakan, bahwa itu adalah hal
terbesar di bumi yang susah dihilangkan. Besarnya melebihi piramida ataupun
gunung fuji.
“Apa itu?”tanya orang-orang
Kasus korupsi
Semua hening !
***
Kadang kita bertanya, apa kualifikasi seseorang sehingga
bisa disebut sebagai manusia terhebat.
Apakah dengan menghilangkan gunung? Atau bisa
menghilangkan piramida?
Bukan. Kualifikasi itu sudah ketinggalan jaman,
sudah tidak berlaku lagi. Kalaupun iya, hanya ada di dalam iklan rokok.
Manusia terhebat di dunia sekarang ini, adalah
mereka yang memiliki kedudukan tinggi, memiliki mobil mewah dan memiliki harta yang
berlimpah.
Orang-orang yang, banyak di negara ini!
Dan kebalikan dari manusia terhebat, adalah manusia
terburuk. Dan manusia terburuk adalah mereka yang suka mencuri, merampok dan
mengambil yang bukan haknya.
Dan ini yang membuat bingung. Karena kenapa manusia
terburuk yang ( sering ) kita lihat sekarang, adalah ia yang memiliki kedudukan
tinggi, memiliki mobil mewah dan memiliki harta yang berlimpah.
***
Aksinya berakhir tak mulus. Ia tetap berdandan,
wajahnya cantik dan tubuhnya tetap berbusana bagus.
Kita marah saat membaca berita di koran-koran
tentang pencurian. Kita geram, saat menyaksikan berita di TV tentang
perampokan. Tapi saat mengetahui bahwa pencuri yang mengambil yang bukan haknya
itu nampak bersedih, sesekali memaksa senyum seolah-olah ia sedang didzolimi,
pantaskah hati ini iba.
Ia bercerita, saat duduk di depan penyidik sambil
tersenyum, ia tetap tak bersalah. Hanya karena sang majikan, ia melakukan ini
semua.
Ia seorang lulusan sarjana, tapi kenapa ia tak
baik.
***
Seorang dukun yang mengenakan pakaian
adat jawa dan blangkon, muncul dengan
santainya, lalu sambil tersenyum, mengibaskan tangan dan hilanglah setumpukan
kertas. Lenyap menjadi asap.
Bush !
Kasus korupsi, ilang !
Semua hening !
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar