Saat magrib, hari menjelang gelap dan adzan yang sedang berkumandang, tiba-tiba saya, yang sedang duduk santai di dalam rumah, mendengar sebuah suara yang tak lazim, keras dan mengerikan.
Cieeettt…….. Gubraakkk….!!!!
Sebuah kecelakaan sedang berlangsung ( memangnya siaran langsung ) di jalan tak jauh di depan rumah.
Saya keluar, dan melihat sebuah pemandangan yang mengerikan. Kaki terpisah dari leher, helm yang tak lagi berbentuk kotak dan aspal berwarna hitam ( memangnya ada aspal berwarna pink, dan sejak kapan helm berbentuk kotak, dan sejak kapan pula kaki nyambung sama kepala )
Warga berhamburan mengerumuni, pak polisi ( karena rumah saya ada di depan polres ) juga mengerumuni, lalat juga mengerumuni ( kalau ini abaikan saja ), suasana panik.
Saya merangsek menembus kerumunan warga bermaksud ingin menolong bak superhero di komik sirup obat batuk. Rupanya korban kecelakanya seorang perempuan.
“Waaaahhh…..”gumam saya berbunga-bunga di dalam hati.
Ia masih muda, bertubuh semampai dan cantik mempesona. Ia duduk meringis kesakitan, di atas trotoar sembari memegangi kakinya yang berdarah. Untungnya tak parah. Meskipun begitu, ia tak bisa berdiri dan butuh pertolongan. Dalam hati saya berdoa, semoga lukanya hanya lecet-lecet, saya berdoa semoga cepat sembuh dan saya juga berdoa semoga dia jomblo sama seperti nasib saya. ( doa yang terakhir ini maksudnya apa ya….? )
“kapas kapas”ujar seorang bapak tampak khawatir,
“betadine betadine”sambung warga lain yang ikut mengerumi tak kalah cemas.
Saya langsung berlari masuk kembali ke rumah. Misi saya : mencari kapas dan betadine. Buru-buru saya membuka lemari berharap kapas itu ada di sana. Tapi yang saya cari tidak ada. Saya cari di dapur juga nggak ada, saya cari di meja makan juga tidak ada, terakhir saya cari di toilet, yang ada malah ciduk dan sabun……memangnya bisa ciduk dan sabun buat ngelap luka!!!
Dengan tangan hampa saya kembali ke TKP, kepala saya menunduk karena merasa gagal. Padahal di dalam hati, dengan kapas dan betadine, saya ingin membasuh lukanya, merasakan lembut kulit kakinya dan berharap bisa berkenalan.
Wanita disaat terluka, konon kabarnya, mudah diajak berkenalan.
Dalam bayangan saya:
“Mbak namanya siapa. Ia diam saja. Saya tekan lukanya. Ia menjerit. Wati wati…ia akhirnya mau memberi tahu namanya.
Boleh minta nomor HP. Ia diam aja. Saya tekan lukanya, lebih sadis. Ia menjerit. Tak tahan, lalu mau memberi meskipun tak ikhlas.
Terakhir, saya minta uang 1 milyar, ia menolak, saya tekan lagi lukanya, jauh lebih sadis, ia menjerit dan akhirnya mau memberi, meskipun DP dulu Rp1.000.
Ah, tapi angan-angan hanya jadi angan-angan. Tanpa kapas dan betadine, bagaimana itu bisa terjadi????
Pak polisi yang baik hati rupanya lebih sigap. Ia bopong wanita itu masuk ke dalam mobil, dan mereka meluncur ke rumah sakit.
Saya menunduk, musnah harapanku untuk mengenal sosok cantik itu…
Suasana sepi, hening.
Tiba-tiba rombongan kambing pak syamsul hadi, tetangga saya, melintas.
“mbeek…mbeeek……” suara mereka sangat tidak merdu ( memangnya krisdayanti )
Saya jengkel. Dalam hati saya protes, apa tidak bahaya membiarkan kambing melintas di jalan seperti ini. Tapi saya tak bisa berbuat apa-apa. Kambing ini baru saja pulang dari merumput kawan, mereka lelah. Saat magrib seperti ini, memang saatnya mereka pulang ke kandang.
Kambing, juga seperti manusia. Kadang mereka nyebrang jalan seenak udelnya ( ngomong-ngomong, ada yang pernah tahu nggak udel kambing itu bagaimana bentuknya? )
***
Dari pengalaman itu, saya belajar. Sediakan kotak P3K selalu di dalam rumah.
Tidak hanya untuk pertolongan pertama pada saat kecelakaan, tapi ini juga mengenai jodoh kawan.
Saya ulangi :
Kotak P3K itu berhubungan dengan mendapatkan jodoh!!! ( backsound : gitar distorsi, suara drum yang bertalu-talu dan suara kucing yang sedang kawin )
Dan saya baru sadar, rupanya barang, yang kita anggap sepele seperti kotak P3K itu sangat penting untuk dimiliki. Saya pernah membaca suatu artikel di internet, bahwa salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang di singapura, adalah pengetahuan untuk melakukan pertolongan pertama pada saat seseorang mengalami kecelakaan, disana, kemampuan itu sudah diajarkan ke warganya sedari kecil, kita di Indonesia, boro-boro, kecelakaan besar, menangani kecelakaan kecil, seperti digigit semut aja kita nggak tahu harus ngapain. Apalagi digigit tomcat!!!
Besoknya, setelah memecah celengan semar, saya membeli kotak P3K. Isinya lengkap ada kapas, betadine dan lain-lain termasuk kecap, saus dan cuka ( ini malah kayak ubo ampe makan mie ayam ).
Dan malam itu saya berdoa.
“Tuhan, mohon adakan lagi kecelakaan di depan rumah” saya tahu doa saya jelek. Saya tahu Tuhan bingung dengan doa saya. Tapi celengan semar sudah saya pecah, kotak P3K sudah saya beli, karena itu jodoh harus ada di tangan. Dan kalo bisa dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. ( napsu amat…. )
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan.
Tak ada kecelakaan yang berkenan hadir di depan rumah.
Saya tak menyerah. Setiap habis sholat saya berdoa, bedoa dan berdoa. Pagi saya tambah sholat dhuha, tambah dzikir, tambah tahajud, plus puasa senin-kemis.
“Tuhan ayo dong, beri kecelakaan di depan rumah, pertemukan aku dengan jodohku”
dan Tuhan pun menjawab doa saya, pada suatu magrib yang cerah ( mana ada magrib yang cerah… ), terdengar lagi sebuah suara yang tak lazim, keras dan mengerikan
Cieeettt…….. Gubraakkk….!!!!
Wah…kecelakaan …teriak saya malah girang.
Kotak P3K yang sudah saya persiapkan di lemari saya sambar dan saya bergegas menuju ke depan rumah.
Warga sudah ramai berkerumun.
“pasti korbanya cantik, pasti dia jodohku“kata saya bersemangat,.
Ternyata tabrak lari. Tak mengapa, yang ingin saya tolong kan korbanya. Pikiran saya langsung dipenuhi dengan bayangan yang indah-indah. Saya bisa membasuh luka di kakinya, membasuh keningnya yang basah dan mengajaknya berkenalan. Ahai…. Suittt….suitt…. Hati ini jadi deg-degan.
Saya merangsek menembus kerumunan warga bermaksud ingin menolong bak superhero di komik sirup obat batuk.
Saya begitu bersemangat, tapi ada yang aneh. kerumunan warga malah melihat saya dengan tatapan mata keheranan, beberapa malah ada yang tertawa … …ternyata eh ternyata, rupa-rupanya korban tabrak lari itu bukan seorang wanita cantik, bukan pula manusia melainkan seekor kambing.
Saya ulang :
SEEKOR KAMBINGGGG !!!!!! ( back sound : gitar distorsi, drum yang bertalu-talu dan suara e’ek jatuh mendarat di atas tanah – tlepok- )
Suasana mendadak sunyi, hening. Angin berdesir pelan. Dan tiba-tiba, entah darimana muncul lagunya Dewa yang berjudul= pupus
“baru kusadari….cintaku bertepuk sebelah tangan…..kau buat remuk…….sluruh mukaku……”
“Mbeeekkk……………” tiba-tiba sang korban tabrak lari, yang bersuara tak merdu itu meminta tolong.
Saya pura-pura tak mendengar lalu mundur diam-diam, kemudian berlalu karena tak ingin bertambah malu dan segera masuk ke dalam rumah.
Tuhan tahu betul bagaimana cara menghukum orang yang doanya jelek.
***
